Skripsi Pendidikan Matematika di SMK (BAB I-V Full & Free)

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dunia Pendidikan selalu menarik untuk dibicarakan apalagi yang
berkaitan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut, upaya terus menerus dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan di setiap jenjang menjadi sebuah keharusan.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan
adalah dengan peningkatan mutu materi ajar pada berbagai mata pelajaran, tak
terkecuali pada mata pelajaran matematika. Berbagai inovasi berkenaan dengan
model dan pendekatan pembelajaran untuk mengajarkan matematika telah
diujicobakan. Namun kenyataannya, masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar matematika. Rendahnya nilai tes hasil belajar matematika
dapat dijadikan sebagai salah satu indikatornya
Siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar memerlukan penanganan
secara khusus untuk mencapai penguasaan penuh terhadap setiap mata pelajaran,
agar indikator pada setiap mata pelajaran dapat dicapai dengan baik. Dwi
Krisnawati (dalam Riswanti : 2002) menegaskan bahwa salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk mengatasi siswa yang tidak dapat mencapai penguasaan
penuh terhadap suatu pelajaran tertentu adalah dengan menerapkan sistem belajar
tuntas. Dalam sistem belajar tuntas, siswa yang belum menguasai pokok bahasan
tertentu secara optimal dapat diberikan kegiatan perbaikan melalui program
remedial. Ahmadi dan Supriyono (2004 : 152) mendefinisikan pengajaran remedial
adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan/membetulkan
dengan singkat pengajaran yang membuat menjadi baik. Program remedial ini
diharapkan dapat membantu siswa yang belum tuntas untuk mencapai ketuntasan
belajarnya.
1 Berdasarkan kurikulum SMA 1994, suatu kelas dikatakan telah mencapai
ketuntasan belajar bila bila kelas tersebut telah terdapat minimal 85% siswa yang
telah mencapai ketuntasan individual.
2 Menurut Direktorat Dikmenum dalam sistem penilaian kurikulum 2004,
nilai ketuntasan standar kompetensi ideal adalah 100, sedangkan penentuan batas
pencapaian ketuntasan yang disepakati adalah skor 75 (75% indikator atau tujuan
pembelajaran), namun batas ketuntasan yang paling realistik adalah standar nilai
yang ditetapkan oleh sekolah atau daerah. Dalam kurikulum 2004 pola
pembelajaran menggunakan prinsip ketuntasan secara individu.3 Ketuntasan
belajar pada bidang studi matematika yang ditentukan oleh pihak SMK Negeri 1
Sooko Mojokerto adalah bila siswa dalam tes formatif dapat mencapai skor 65

atau lebih, maka dapat dikatakan siswa tersebut telah mencapai ketuntasan
belajar.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan guru
kelas, dalam kegiatan belajar mengajar sering ditemukan siswa yang lebih cepat
menerima materi pelajaran dan siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai
materi pelajaran yang ditentukan. Secara garis besar kesulitan yang dimaksud
dapat berupa kesulitan memahami materi pelajaran, maupun kesulitan dalam
mengerjakan tugas-tugas latihan dan menyelesaikan soal ulangan. Sesuai dengan
KTSP maka guru harus memberikan program remedial untuk siswa dengan
kecepatan belajar rendah sampai tercipta ketuntasan klasikal.
Keadaan ini sebenarnya dilematis. Bila guru mengulangi penjelasan
terhadap siswa yang memiliki kecepatan belajar rendah, maka siswa yang
memiliki kecepatan belajar lebih cepat akan terlepas secara mental dari kegiatan
belajar itu. Ia bisa melakukan apa saja, dari sekedar pasif, aktif membuat
keributan atau gangguan, sampai melakukan perilaku yang menyimpang dari
kegiatan belajar. Bila guru tidak mengulangi penjelasan terhadap siswa yang
memiliki kemampuan belajar rendah, maka siswa yang memiliki kecepatan
belajar rendah akan semakin sulit untuk melanjutkan ke materi berikutnya.
Keadaan ini lebih baik dimanfaatkan oleh guru dengan memberikan
kesempatan kepada siswa yang memiliki kecepatan belajar lebih cepat untuk
menjadi siswa-guru bagi siswa yang memiliki kecepatan belajar lebih rendah.
Siswa-guru dalam hal ini adalah teman sekelas yang membantu siswa yang

4
memiliki kecepatan belajar rendah agar bisa memahami suatu materi dalam
proses belajar mengajar. Karena selain dapat mengurangi keributan atau perilaku-
perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa yang telah bosan dengan materi
yang disampaikan, siswa yang memiliki kecepatan belajar lebih akan semakin
memahami dan melekatkan materi ke otaknya.
Berdasarkan uraian di atas, timbul pemikiran untuk menerapkan
pengajaran remedial dengan Reciprocal Teaching dalam proses belajar mengajar
matematika. Siswa-guru berlaku sebagai pembimbing dalam kegiatan perbaikan
dengan cara membahas tes formatif (1) yang dianggap sulit oleh siswa yang
belum tuntas belajar sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan
mencapai ketuntasan belajar.
Oleh karena itu, peneliti termotivasi untuk mengadakan penelitian dengan
judul “Penerapan Program Remedial dengan Reciprocal Teaching Untuk
Mencapai Ketuntasan Belajar Siswa pada pokok bahasan Statistika di kelas XII
Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Sooko Mojokerto”

B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaiman aktifitas siswa kelas XII Akuntansi 2 yang belum tuntas dalam tes
formatif selama mengikuti program remidial dengan Reciprocal Teaching
dalam pokok bahasan statistika?

5
2. Bagaiman aktifitas siswa-guru selama mengikuti program remedial dengan
Reciprocal Teaching dalam pokok bahasan statistika?
3. Bagaimana ketuntasan belajar siswa kelas XII Akuntansi 2 setelah
mengikuti program remidial dengan Reciprocal Teaching dalam pokok
bahasan statistika?
4. Bagaiman respon siswa kelas XII Akuntansi 2 terhadap program remidial
dengan Reciprocal Teaching dalam pokok bahasan statistika?

C. Tujuan Penelitian
Dari masalah yang diangkat oleh peneliti, maka tujuan penelitian ini
adalah :
1. Mengetahui aktifitas siswa kelas XII Akuntansi 2 yang belum tuntas dalam
tes formatif selama mengikuti program remidial dengan Reciprocal
Teaching dalam pokok bahasan statistika.
2. Mengetahui aktifitas siswa-guru selama mengikuti program remedial
dengan Reciprocal Teaching dalam pokok bahasan statistika
3. Mengetahui ketuntasan belajar siswa kelas XII Akuntansi 2 setelah
mengikuti program remidial dengan Reciprocal Teaching dalam pokok
bahasan statistika.
4. Mengetahui respon siswa kelas XII Akuntansi 2 terhadap program remidial
dengan Reciprocal Teaching dalam pokok bahasan statistika.

6
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan pertanyaan dan tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang
diharapkan dari penelitian ini adalah memberi alternatif bagi guru dalam
penerapan program remedial di kelas pada pembelajaran matematika.

E. Batasan Penelitian
Penelitian ini hanya dilakukan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa
setelah diadakannya Program Remedial dengan Reciprocal Teaching dan kelas
yang digunakan adalah kelas XII Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Sooko Mojokerto.

F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda-beda terhadap istilah-istilah
yang dipakai dalam penelitian, maka dibuat definisi beberapa istilah sebagai
berikut :
a. Program Remidial
Program Remidial adalah suatu pembelajaran ulang bagi siswa yang
belum mencapai ketuntasan belajar pada materi pokok tertentu.4
b. Reciprocal Teaching
Reciprocal Teaching adalah pembelajaran terbalik suatu
pembelajaran/pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan siswa 4 macam
pemahaman mandiri yaitu merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi
4 Prof. H. M. Sukardi, MS., Ph. D. Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hal 228.

7
dan memprediksi.5
c. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar siswa adalah tingkat pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran yang telah diajarkan.6 Diukur dengan menggunakan tes
formatif pada pokok bahasan statistika.
Berdasarkan Standar Ketuntasan Minimal (SKM) yang ditetapkan oleh
pihak SMK Negeri 1 Sooko Mojokerto yaitu bila siswa dalam tes formatif
dapat mencapai skor 65 atau lebih, maka dapat dikatakan siswa tersebut telah
mencapai ketuntasan belajar.
d. Aktivitas Siswa
Aktivitas Siswa adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama
mengikuti proses pembelajaran berlangsung.7 Proses pembelajaran yang
dimaksud adalah mengikuti program remedial dengan Reciprocal Teaching.
Aspek yang dinilai meliputi : mendengarkan atau memperhatikan penjelasan
guru-siswa, membaca tes formatif, bertanya kepada guru-siswa, menjawab
pertanyaan,mengerjakan tes formatif, berdiskusi dengan teman sekelompok
untuk menyelesaikan tes formatif dan perilaku yang tidak relevan dengan
kegiatan pembelajaran. Hal ini diukur dengan menggunakan lembar
pengamatan siswa.
5 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Surabaya: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), hal 96.
6 Masnur Muslich. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hal 18-19.
7 Dr. Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pengajaran. (Jakarta : Bumi Aksara, 2003). hal 90.

8
e. Respon Siswa
Respon siswa adalah tanggapan siswa terhadap kegiatan Program
Remidial dengan Reciprocal Teaching pada pembelajaran matematika. Data
ini diperoleh dengan menggunakan lembar angket respon siswa.8
f. Statistika
Statistika adalah pekerjaan mencatat dan menyusun data secara teratur
kemudian disajikan dalam bentuk angka-angka, diagram, atau gambar-
gambar9.
8 Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta : Rineka cipta, 1995). hal 180
9 ST. Negoro dkk, Ensiklopedia Matematika, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2003). hal 341

download skripsi PDF Bab I-V

4 responses to this post.

  1. ijin sedot gan,,, bwt koleksi skiripsi

    Balas

  2. Kunjungan Malam Sob,,,

    Balas

  3. Posted by erwin supriyono on Juni 5, 2012 at 5:20 am

    passwordnya apa dong…????

    Balas

Tinggalkan komentar